Minang Saisuak #154 - Penyerahan Bintang Tanda Jasa di Fort de Kock

‘Jariah manantang buliah’, begitu kata pepatah lama. Itulah yang terefleksi dalam foto klasik yang kita turunkan kali ini, yang diambil dari sebuah sumber dengan judul beritanya: ‘MERAJAKAN BINTANG DI FORT DE KOCK’.

Konteks foto ini adalah pemberian bintang penghargaan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada ‘Engkoe Taib gelar Soetan Pamoentjak’, ‘Engkoe A. Karim gelar Soetan Sjarif’, ‘Engkoe Moehd. Nazir gelar Soetan Seripada’, ‘Engkoe Chatib gelar Dt. Radja Lelo’, ‘Hamzah gelar Dt. Batoeah’, ‘Soeit gelar Dt. Bandahara’, dan ‘Saidi gelar Soetan Menteri’.

Penganugerahan bintang ini diadakan pada 1 Januari 1925, bertepatan dengan acara perayaan tahun baru di Bukittinggi (Fort de Kock). Jadi, rupanya sudah sejak zaman baheula tahun baru dirayakan di Bukittinggi Koto Rang Agam itu.
 
Penyerahan Bintang Tanda Jasa di Fort de Kock, Minang Saisuak

Berikut penjelasan para pemerima bintang-bintang penghargaan tersebut:

Soetan Pamoentjak adalah kepala penilik sekolah rakyat (hoofdschoolopziener volksschool). Dia mendapat bintang emas kecil atas dedikasinya selama 40 tahun lebih di bidang pendidikan, sejak menjadi Guru Kelas II di Kweekschool Fort de Kock sampai ke jabatannya yang sekarang sebagai penilik sekolah rakyat.

Soetan Sjarif adalah guru sekolah OSVIA di Fort de Kock. Dia beroleh anugerah sebuah bintang perak besar. Dia adalah seorang kolomnis hebat yang banyak menulis dalam surat kabar-surat kabar Melayu dan pendukung anti rasisme dalam tulisan-tulisannya. Dia juga pendorong kemajuan bagi kaum ibu dan seorang pencinta kebenaran.

Soetan Seripada adalah ‘Djaksa Landraad di Fort de Kock’. Dia menerima bintang perak besar. Dia adalah seorang jaksa yang tegas dan (ini yang penting) pendiri ‘vereeniging Studiefonds Minangkabau, jang soedah beroerat berakar dan rampak rimboen waktoe sekarang ini’. Studiefonds ini ‘sekarang soedah mempoenjai seboeah sekolah H.I.S. partikelir, tempat anak-anak jang tidak diterima di H.I.S. Goebernemn belajar’. Jadi, Soetan Saripada adalah seorang pionir dalam pembentukan istitusi untuk menyediakan beasiswa bagi anak-anak Minangkabau di awal abad 20.

Dt. Radja Lelo adalah Kepala Negeri Malalak; Dt. Batoeah adalah Kepala Negeri Kapau dan Dt. Bandahara adalah Kepala Negeri Kota (Koto) Malintang, keduanya di Distrik Tilatang IV Angkat. Masing-masing dianugerahi sebuah bintang tembaga. Atas moepakat dengan anak kemanakannja, ketiga kepala negeri yang penghulu itu dinilai telah berhasil membuat kemajuan di nagarinya masing-masing.

Soetan Menteri adalah seorang agen polisi yang sudah lama berdinas, jang tidak membdakan hoedjan dan panas. Berkat dedikasinya yang tinggi pada pekerjaannya itu, dia dianugerahi sebuah bintang tembaga.

Sehabis penyerahan penghargaan itu, acara perayaan beralih ke Rumah Bola Madjoe. Tiga orang perempuan memberikan sambutan dalam acara itu: 1) Ramala yang mewakili Abuan Guru-Guru; 2) Joesair yang mewakili murid-murid; 3) Sapiah yang mewakili Studiefonds Minangkabau.

Sebuah pelajaran dapat dipetik dari nukilan sejarah ini: kohesivitas para elit pribumi dengan birokrasi kolonial dipatrikan dengan penghargaan-penghargaan. Tapi kerja keras tetap menjadi dasar ukuran untuk memberikan penghargaan itu, bukan seperti sekarang: kerja tiga hari dan berlagak rancak di labuah, lalu sudah mendapat penghargaan. Selain itu, salut juga kita bahwa di awal abad 20 orang Minang sudah punya organisasi untuk membiayai studi anak kemenakannya: Studiefonds Minangkabau! Kini orang kaya Minangkabau makin banyak (di rantau dan di ranah), tapi kurang diketahui seberapa jauh mereka memikirkan kemajuan pendidikan bagi anak-anak Minangkabau.

 
sumber:
Suryadi - Leiden, Belanda (Sumber foto: Pandji Poestaka, No. 20, Tahoen III, 10 Maart 1925, hlm. 307-8) | Singgalang, Minggu, 23 Maret 2014

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Minang Saisuak #154 - Penyerahan Bintang Tanda Jasa di Fort de Kock"

Post a Comment