SALAH SATU CENTRUM utama kota Padang tempo doeloe adalah kawasan Pondok, yang boleh dibilang merupakan salah satu kawasan elit kota ini pada di abad ke-19 hingga paroh pertama abad ke-20. Banyak orang kaya dan pejabat pemerintah, baik bangsa Eropa maupun pribumi yang membangun rumah ‘mewah’ di di daerah Pondok. Di kawasan ini juga berdiri toko-toko besar milik orang Eropa, Cina, dan ras Asia lainnya, dan juga toko-toko milik orang Minangkabau. Perusahaan-perusahaan milik orang Eropa dan pribumi, serta beberapa surat kabar, juga berkantor di Pondok.
Rubrik ‘Minang Saisuak’ Singgalang Minggu kali ini menurunkan foto klasik kawasan Pondok Padang di awal tahun 1930-an. Foto ini aslinya berupa kartu pos (prentbriefkaart) berukuran 9,5 x 15 cm. yang dibuat tahun 1930 (sebuah foto lagi mengenai toko ini yang dibuat tahun 1910 tersimpan di KITLV Leiden).
Lihatlah betapa lapangnya jalan di perempatan Pondok pada waktu itu, yang posisinya sekarang kira-kira di areal hotel Ambacang yang rubuh dihoyak gempa 2009. Bangunan besar yang terlihat dalam foto ini adalah kantor utama Winkel Maatschappij Paul Bäumer & Co. (Toko perusahaan Paul Bäumer & Co.). Di sebelahnya terlihat deretan toko-toko lainnya. Suasana perkotaan zaman itu dapat dikesan dalam foto ini: orang-orang bersepeda dan berjalan kaki, kebanyakannya berbaju putih. Siapa tahu kawasan ini merupakan salah satu tempat favorit bagi Sitti Nurbaja dan Samsoelbahri untuk berbelanja sambil saling mengajuk hati.
Paul Bäumer adalah salah seorang pengusaha Eropa ternama di Padang di zaman kolonial. Keluarga Bäumer sudah membuka usaha di kota ini sejak akhir abad ke-19. Usaha dagangnya bermacam-macam, tapi salah satu yang terpenting di antaranya adalah usaha penerbitan buku. Bäumer & Co. menerbitkan banyak buku mengenai budaya, sejarah, dan hukum di Hindia Belanda, seperti De Minang Kabausche Nagari karya L.C. Westenenk (1913) dan Overzicht van de Geschiedenis van Sumatra’s Westkust en van de Stad Padang (Ikhtisar Sejarah Sumatra Barat dan Kota Padang) karya J.K. Koops Dekker (1919), untuk sekedar menyebut contoh.
Boleh dibilang pada akhir abad ke-19 sampai paroh pertama abad ke-20, Paul Ba’umer & Co. adalah salah satu ‘toserba’ yang terbesar di kota Padang. Toko buku miliknya merupakan ‘Gramedia’-nya Padang pada zaman itu. Mungkin jejak ‘toserba’ Paul Bäumer & Co. dan kawasan Pondok yang terekam dalam foto ini belum sepenuhnya hapus ditelan zaman.