LEMBAH ANAI mungkin merupakan salah satu tempat yang paling menarik di Sumatra Barat di zaman lampau, dan juga zaman sekarang. Ada banyak foto klasik yang memotret lembah sempit itu, yang menghubungkan dataran rendah rantau Pariaman dan kawasan pedalaman Minangkabau. Kebanyakan foto tersebut mengabadikan kawasan Lembah Anai setelah dibangun jalan kereta api yang dimulai tahun 1891. Foto-foto itu mengabadikan Lembah Anai sekitar air terjunnya – yang anehnya sering diucapkan ‘air mancur’ oleh lidah orang Minang – dari berbagai sudut bidik (angle).
Salah satu foto tersebut kami sajikan dalam rubrik ‘Minang Saisuak’ Singgalang Minggu kali ini. Foto ini, yang berukuran 18 x 22 cm., dibuat tahun 1915. Mat kodaknya bernama Jean Demmeni. Foto ini dicetak dengan teknik lichtdruk oleh Winkel Maatschappij Paul Bäumer & Co. di Padang.
Berbeda dengan foto-foto lain tentang Lembah Anai yang biasanya mengambil sudut bidik dari jalan pedati yang berada di sisi bawah jalan kereta api (mudah-mudahan nanti salah satu di antaranya bisa kami tapilkan dalam rubrik ini), sudut bidik foto ini justru dari jalan kereta api. Tampak jelas sekali rel kereta api yang memiliki ‘gigi’ di tengahnya. ‘Gigi’ itu diperlukan agar kereta api kuat mendaki karena perbedaan topografi yang tajam antara daerah pantai yang rendah dan pedalaman Minangkabau yang berbukit-bukit.
“De Aneh Kloof met waterval” (Celah Aneh [maksudnya ‘Anai’] dengan air jatuh), demikian tertulis di bagian bawah foto ini. Kelihatan hutan Lembah Anai yang masih perawan, juga air terjunnya yang besar karena sumber air di hulunya masih belum banyak dieksploitasi manusia. Pada waktu itu bangunan pun belum banyak dibuat orang di sekitar air terjun, eh…air mancur ini.
Mungkin pembaca Singgalang dapat membandingkan foto ini dengan situasi Lembah Anai masa sekarang: apa yang masih sama dan masih bertahan, dan apa yang sudah berubah. Baru-baru ini media memberitakan bahwa makin banyak orang-orang tamak yang menebangi kayu-kayu di kawasan hutan Lembah Anai. Kita berharap para pelakunya menghentikan tindakan illegal logging yang merusak lingkungan itu. Jika tidak, keindahan Lembah Anai yang kita saksikan dalam foto ini, dan juga yang direkam oleh kamera dan handycam para pengunjungnya hari ini, dikhawatirkan di tahun-tahun mendatang hanya akan tinggal kenangan. Sesal kemudian tentu tiada guna.
sumber
sumber