RATUSAN TAHUN MATI
Baru-baru ini masyarakat
dikejutkan dengan adanya kabar yang menyebutkan bahwa Gunung Sago telah
aktif kembali. Setelah beratus tahun lalu dinyatakan mati dan tidak
aktif, kini Gunung Sago di Kabupaten Limapuluh Kota mulai menggeliat
dan mengeluarkan kepulan asap hitam. Diduga kuat gunung setinggi 2.262
meter itu terbangun dari tidur panjangnya. Kondisi ini membuat
masyarakat setempat lebih meningkatkan kewaspadaan.
Mulainya peningkatan aktivitas di
Gunung Sago mengingatkan kembali, bahwa masih ada beberapa gunung api di
Sumbar yang masih tidur. Seperti Gunung Singgalang yang berketinggian
2.872 meter, Gunung Pasaman yang berketinggian 1.984 meter dan Gunung
Talamau yang berketinggian 2.918 meter.
Sementara untuk gunung aktif yang
masih mengancam dan mengepung berbagai daerah di Sumbar diantaranya
Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter, Gunung Talang yang
berketinggian 2.597 meter, Gunung Tandikek yang berketinggian 2.476
meter dan Gunung Kerinci yang berketinggian 3.300 meter.
KEMBALI AKTIF
Dilansir dari harian surat kabar
lokal, Kabid Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar,
Nuzuir menyatakan Gunung Sago termasuk gunung yang aktif dan telah
tercatat di pusat geologi Sumatera Barat.
“Gunung Sago itu memang gunung
yang aktif. Namun sejak tahun 1600-an tidak pernah menampakkan
aktivitas seperti Gunung Marapi, Tandikek dan Talang. Jika sekarang
gunung tersebut menampakkan aktivitasnya, itu biasa,” katanya.
Ia juga menyampaikan kepada
masyarakat sekitar untuk waspada dengan aktivitas Gunung Sago seminggu
belakangan ini. Karena dampak dari aktivitas gunung api yang biasanya
diam dan tiba-tiba mengeluarkan energi, akan berdampak besar dibanding
gunung yang sering aktif, terutama untuk dampak erupsinya.
“Gunung Sago dapat disamakan
seperti Gunung Sinabung yang meletus pada tahun 2010 silam. Masyarakat
sekitar menganggap Gunung Sinabung tersebut sebagai gunung mati, Namun
kenyataannya gunung tersebut meletus dengan kekuatan yang besar,” ujar
Nuzuir.
Ia juga mengatakan, sebenarnya
keaktifan Gunung Sago sudah terpantau sejak tahun 2008 lalu oleh pusat
geologi dan diperkuat dengan hasil visual satelit google.
“Kita memang sudah menjadwalkan
dalam bulan Mei ini akan menerjunkan para ahli untuk melakukan
penelitian ke Gunung Sago, sekaligus memasang alat pendeteksi gempa,”
katanya lagi.
Sementara itu, aktivitas Gunung
Sago hingga Rabu (9/5) kemarin masih terus bergejolak. Bujang Sawir (56)
salah seorang warga Padang Laweh, Nagari Tanjung Aro, Kecamatan Situjuh
Kota Payakumbuh, yang bermukim di sekitar di kaki Gunung Sago
mengatakan, sejak seminggu belakangan telah tiga kali melihat asap tebal
di puncak Gunung Sago. Asap tersebut terlihat sangat jelas mengepul
bewarna hitam pekat.
Bujang juga mengatakan, semenjak
adanya asap yang keluar dari Gunung Sago, masyarakat sekitar kaki gunung
juga mulai merasakan gempa-gempa kecil. “Kamis (3/5) sore, masyarakat
di kaki Gunung Sago merasakan gempa yang tidak terlalu kuat. Namun cukup
terasa oleh masyarakat di kaki gunung,” katanya.
Keterangan sama juga disampaikan oleh Fauzan (21), yang melihat jelas asap dari puncak Gunung Sago pada Selasa (8/5) sore.
“Saya melihat jelas asap yang
keluar dari puncak Gunung Sago. Asap itu juga diiringi dengan bunyi
gemuruh yang berasal dari gunung,” katanya.
TANDA TANYA BESAR
Tak hanya warga di sekitar kaki
Gunung Sago, tapi sejumlah warga di kawasan Bonjol Kabupaten Pasaman
juga sering merasakan getaran kecil. Namun getaran yang dirasakan warga
itu masih misterius, karena belum ada penjelasan resmi dari pihak
terkait.
Menanggapi informasi masyarakat
tersebut, pernyataan berbeda dan sangat kontras diungkapkan Manajer
Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB)
Sumbar Ade Edward.
“Gunung Sago masih mati dan belum
aktif. Informasi masyarakat tersebut belum bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Jika memang ada gempa di sekitar kaki gunung itu, kenapa
tidak terdeteksi oleh alat yang ada,” tutur Ade Edward bersikukuh.
Tentu informasi
yang valid tentang keadaan terkini Gunung Sago sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Semoga segera diadakan penelitian dan ditentukan langkah
secepatnya untuk menanggapi masalah ini.
MENYIMPAN KEINDAHAN LUAR BIASA
Dibalik kesan
ngeri yang tersimpan, Gunung Sago juga mempunyai daya tarik yang perlu
untuk disambangi. Panorama keindahan Gunung Sago memang sudah sangat
tersohor khususnya dikalangan masyarakat Kabupaten 50 Kota dan Kota
Payakumbuh.
Gunung Sago ini
letaknya sangat strategis. Memiliki pemandangan yang sangat indah.
Gunung Sago ini seperti berada di titik pusat dua wilayah tadi. karena
seakan-akan Gunung Sago ini bisa terlihat dimana-mana. Dari Kota
Payakumbuh atau Pasar Payakumbuh misalkan, Gunung Sago ini bisa terlihat
sangat indah. Dari kampung saya, Gunung Sago ini juga terlihat sangat
indah.
Gunung Sago ini
seperti landmark buatan tuhan yang amat luar biasa. Gunung Sago memiliki
ketinggian yang cukup tinggi. Sedangkan wilayah Kabupaten 50 Kota dan
Kota Payakumbuh berada di lereng dan kaki gunungnya. Otomatis
keindahannya akan sangat mudah terlihat. Siapa pun yang datang
berkunjung ke Kabupaten 50 Kota ataupun Kota Payakumbuh pasti akan
berjumpa dengan gunung yang sangat indah ini.
Udara di lereng
Gunung Sago cukup dingin. Sama seperti lereng gunung pada umumnya. Saya
pernah merasakan dinginnya udara di lereng gunung merapi ini ketika
mengantarkan mama ke rumah temannya di daerah Padang Mengatas.
Di daerah Padang
Mengatas ini dulunya merupakan daerah peternakan sapi yang cukup besar
dan maju. Peternakan ini sangat terkenal. Karena udara yang bersih dan
makanan yang melimpah di lereng gunung ini membuat sapi-sapi menjadi
sehat sehingga usaha peternakan itu dulunya memang sangat maju. Tapi
sekarang peternakan disana tidak seperti dulu lagi. belakangan ini
mengalami kemunduran yang cukup signifikan.
Tidak hanya
itu.. Gunung Sago juga sangat menarik untuk didaki. Sudah sangat banyak
pendaki yang mencoba menaklukkan gunung ini.
Teman-teman saya
banyak yang sudah mendaki Gunung Sago ini. memang pengalaman mendaki
gunung ini cukup mengasyikkan dan menyenangkan. Sayangnya sampai
sekarang saya belum mempunyai kesempatan untuk mendakinya.
Dari puncak
Gunung Sago kita akan menikmati betapa indahnya pemandangan dibawahnya.
Dari puncaknya kita akan menyaksikan betapa indahnya pemandangan
Kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh. Dari puncaknya kita serasa berada
diatas khayangan. Kita bisa melihat indahnya awan. Dari puncaknya kita
seperti membayangkan berada di kota di atas langit.
Itulah yang
pernah saya alami. Walaupun saya tidak menikmatinya langsung dari
puncaknya namun dari radius beberapa kilometer saja dari puncaknya, tapi
indahnya pemandangan dibawah sana tetap saya nikmati dengan puas.
Memang, sungguh luar biasa.
JANGAN PERNAH BANGUN
Mendengar kabar
Gunung Sago aktif kembali, saya merasa sangat terkejut. Tentu saja hal
itu akan dirasakan oleh semua masyarakat tidak hanya saya pribadi.
Gunung Sago tiba-tiba memberikan sinyal mengerikan ketika selama ini
masyarakat terlena dengan keindahannya.
Saya sangat
khawatir jika memang Gunung Sago aktif kembali. Mengingat tempat tinggal
saya tidaklah jauh dari gunung merapi. Hanya berjarak lebih kurang
beberapa kolimeter. Saya tinggal di Jorong Tanjung Kaliang, Nagari
Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Kabupaten 50 Kota. Jorong kami berada
di kaki Gunung Sago.
Kembali saya teringat akan musibah Galodo
(banjir bandang) beberapa waktu yang lalu. Ketika itu saya bisa
menyaksikan dengan nyata dampak yang ditimbulkan oleh galodo. Galodo
atau banjir bandang membawa bebatuan berbagai ukuran. Banyak rumah-rumah
warga yang rusak bahkan sampai hancur karena dilalui batu besar.
Itu baru galodo.
Dampak galodo yang kelihatannya tidak terlalu separah erupsi sudah
sangat membuat masyarakat menderita. Bagaimana jika nanti terjadi erupsi
atau gunung meletus?
Ya Tuhan… jangan pernah terjadi… saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nantinya.
Bagaimana dengan
nasib Bunda tercinta dan orang-orang yang saya sayangi disana? Ya
Tuhan… sekali lagi hamba berharap bencana itu tidak terjadi…
Mengingat tempat
kami tinggal tidaklah terlalu jauh dari Gunung Sago. Ketika terjadi
galodo memang jorong kami tidak terkena dampaknya. Karena kebetulan
jalur yang dilalui galodo tidak melalui jalur ke jorong kami.
Saya yakin
Gunung Sago amatlah luar biasa. Luar biasa karena keindahannya sekaligus
karena kehebatan dah kedahsyatannya. Saya yakin di dalam gunung itu
tersimpan banyak bebatuan besar yang amat banyak jumlahnya.
Itu dapat saya
yakini melihat fakta di lapangan. Di persawahan sangat banyak saya
temukan bebatuan besar. Bebatuan itu menyebar di banyak petak-petak
sawah. Dan saya yakin bebatuan itu berasal dari Gunung Sago. Muntahan
dari Gunung Sago beratus tahun yang lampau. Karena sejak saya lahir ke
dunia hingga saat ini, bebatuan itu sudah ada disana.
Ya Tuhan yang
maha kuasa… yang mempunyai kuasa atas segala sesuatu di dunia ini. kami
mohon berilah yang terbaik untuk kami. Limpahkanlah keselamatan untuk
kami semua hamba-Mu. Amiiin…
Gunung Sago
memang sudah sangat lama tidur panjang. Tak tahu kapan akan terbangun.
Namun kami berharap tetaplah tidur. Lanjutkan mimpi indahmu. Karena
dengan keindahan Gunung Sago kami bisa merasakan betapa besarnya
kekuasaan Tuhan.
Namun hingga
saat ini Gunung Sago masih menyimpan misteri. Semoga tidak terjadi hal
buruk pada Gunung Sago yang jelas akan berdampak pada kami disana.
Semoga Tuhan mendengar doa kami ini…
0 Response to "Gunung Sago, Misteri di Balik Sejuta Keindahan"
Post a Comment