Bekerja sebagai pegawai bank dianggap salah satu
pekerjaan bergengsi, tidak saja di negeri ini, tapi juga di banyak
negeri lain. Ini mungkin karena bank identik dengan
uang, dan uang indentik dengan kemewahan. Di negeri ini pegawai bank
juga harus cantik dan ganteng (walau kadang-kadang masih ada yang mahal
senyum). Mungkin maksudnya untuk membuat customer betah dan senang.
Kali ini rubrik “Minang Saisuak” menurunkan satu foto klasik yang mengabadikan gaya pegawai bank di Padang awal abad ke-20. “Groepsportret van de medewerkers van het kantoor van de Javasche Bank in Padang” (Gambar
bersama pegawai kantor De Javasche Bank di Padang), demikian judul foto
berukuran 14×20,2 cm. ini. Tidak disebutkan siapa mat kodak foto ini.
Seperti telah disebutkan dalam
rubrik “Minang Saisuak” edisi 26 Desember 2010, tahun 1864 De Javasche
Bank membuka kantor cabangnya di “kawasan bisnis” Muara Padang. Itulah
kantor cabangnya yang pertama di luar pulau Jawa. Hadirnya kantor cabang
De Javashce Bank di Padang menunjukkan pentingnya kota ini sebagai
pintu utama perdagangan dan keuangan di Sumatra.
Gedung De Javasche Bank yang pertama di Padang terletak di Nipa[h]laan.
Semula bangunan itu adalah gudang militer Belanda sebelum resmi
digunakan oleh De Javasche Bank mulai 29 Agustus 1864. Direkturnya yang
pertama bernama A.W. Verkouteren. Tanggal 31 Maret 1921 dimulai
pembangunan gedung baru bank ini yang diarsiteki oleh
Hulswitt-Fermont-Cuypers Architechten & Engineeren Beureau. Gedung
baru itu mulai dipakai tahun 1925. Gedung itu masih ada sampai sekarang,
yang terletak dekat salah satu kaki Jembatan Siti Nurbaya. Setelah Indonesia merdeka, pada 1 Juli 1953 fungsi dan operasi De Javasche Bank diambil alih oleh Bank Indonesia.
Tampaknya foto ini dibuat di pekarangan kantor De Javansche Bank di Jalan Nipah. Datering
(tarikh) pembuatan foto ini diperkirakan antara 1915-1925. Yang duduk
empat orang dalam foto ini tampaknya adalah para bos kantor De Javasche
Bank cabang Padang: dua orang bule dan dua pribumi. Yang lainnya mungkin pegawai setingkat teller
atau pengurus/pengantar surat-surat. Unik juga kelihatan gaya pakaian
mereka: kombinasi pantalon dan baju putih kerah tutup dengan kopiah. Ada
yang memakai celana pantalon putih dan ada yang pakai celana panjang
berbahan batik. Yang tidak berkopiah tampaknya bukan pribumi
Melayu/Minangkabau (barangkali keturunan Cina). Jadi, gaya pakaian
pegawai bank pada waktu itu juga merepresentasikan kelompok etnis
masing-masing.
Kalau sekarang para pegawai Bank
Nagari atau BNI Cabang Padang memakai setelan baju seperti ini sekali
seminggu, mungkin kita dapat “berwisata” lagi ke zaman lampau, ke zaman
De Javasche Bank sedang jayanya dan ketika Siti Nurbaya dan Samsulbahri
sedang tagurajai oleh panah asmara.
sumber:http://niadilova.blogdetik.com
0 Response to "Minang Saisuak #107 - Pegawai De Javasche Bank Cabang Padang"
Post a Comment