Silat Di Minangkabau Dan Asal Usulnya (Bagian 4)

SEJARAH PERSILATAN JURUS LIMA
 




Persilatan Jurus Lima atau yg biasa dikenal dengan Jurus Syahbandar dikenal dengan beberapa nama antara lain; Langkah Empat(langkah ampek), Jalan lima, Gerak Anu Opat Kalima Pancer, Gerak Sabandar, Gerak Asror, Gerak Panca Tunggal,dll.

Dahulu dikenal sebagai kepandaian atau kelihaian dari Moh. Kosim Ama Sabandar , berasal dari Pagaruyung Sumatra Barat.

Sementara itu menurut penyelidikanku secara langsung ke Bukit Tinggi-Padangpanjang-Batusangkar, yg mana dalam hal ini aku sangat dibantu sekali oleh Bpk. Drs. Mid Djamal
(Dosen ASKI Padang Panjang) . Aku mendapatkan banyak keterangan yang menarik tentang aliran2 silat/pentjak Minangkabau. Berhubung Beliau adalah jg penulis dari sebuah buku yang berjudul 'Aliran2 Silat Minangkabau'.

Bahwasanya dalam aliran2 silat Minang terdapat aliran silat tenaga dalam, beliau menyebutnya lebih tepat dengan istilah tenaga batin. Di Minang metode tersebut dikenal dengan nama Ilmu Gayung. Ilmu Gayung ada dua jenis yaitu Gayung Lahir dan Gayung Batin (gayung bersambut dan gayung tak bersambut ).

Silat Minang itu dirangkum dari 4 aliran :
- Silat Harimau Campo, yg berasal dari Champa
- Silat Kucieng Siam, yg berasal dari Siam
- Silat Kambieng Utan, yg berasal dari Bhutan
- Silat Anjueng Mualiem , yg berasal dari Persia.

Yang kemudian oleh Nini Datuk Suri Dirajo dipoles dan disempurnakan menjadi Silek Tuo pada sekitar tahun 1190 M.

Ilmu Silek Harimau Campo

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Harimau Campo adalah komandan yang memimpin tim ke daerah Luhak Agam. Karena akrab dengan masyarakat Minangkabau di Agam, anak dari Luhak Agam disebut macan. “Harimau Campo” juga mengajarkan Silek Tuo (Silek yang asli) kepada generasi yang secara dominan diwarnai dengan gerakan imitasi harimau dari daerah asalnya.

Ilmu Silek Kuciang Siam

Selain ilmu Silek Minangkabau yang dikembangkan di Canduang Lasi oleh Kuciang Siam dari generasi ke generasi. Secara umum masih Silek Tuo (Silek tua), tetapi pada dasarnya gerakan dominan dengan gerakan kucing, sebagai hewan peliharaan rumah untuk melindungi dari gangguan tikus.

Gerakan kucing sangat lembut dan tenang tapi berbahaya jika tertangkap olehnya. Ketika merasa diri di dihancurkan, yang pertama jatuh adalah kakinya dan tidak akan nyenyak, seperti tidak menginjak tanah. Dalam gerakan Silek, ada gerakan yang disebut “Jatuah Kuciang” berarti jatuh ke bawah seperti kucing.

Ilmu Silek Kambiang Hutan

Kan-Bin atau Kambiang Hutan yang berasal dari Cambay Malabar utara juga mewarisi ilmu atau Silek Tuo Silek Usali oleh Datuak Suri Dirajo. Ilmu Kambiang Hutan Silek dikembangkan di daerah Luhak Lima Puluh Kota, yang cirinya semacam ini bertindak lebih Silek gerakan menggunakan tangan di samping itu juga menggunakan memukul kepala dan kaki persimpangan tak terduga oleh lawan.

Ilmu Silek Anjiang Mualim

Anjing Mualim yang berasal dari Hindi selatan Persia atau Gujarat mengembangkan ilmu Silek Rantau Pesisir (wilayah rantau). Ketika kami anggap sudah seharusnya keberadaan Bukit Barisan (pegunungan) membentang dari Utara ke Selatan Barat Timur, dan dari pemerintah pusat ke Selatan bisa melihat etnis pegunungan dimulai dari Angkola, Mandailing, Minangkabau, Lebong, Rawas, Pasaman, gunung Marapi, gunung Seblat, gunung Kaba, dan Gunung Dempo, serta sungai mengalir dan pergi ke muara ini Pantai Timur Sumatera. Ini adalah daerah tempat An- Jin memimpin bagi pembangunan daerah asing serta tumbuh dari masyarakat. Semacam ini digunakan Silek gerakan pertempuran dan pertahanan dalam bentuk lingkaran.

Silek Usali (Silek Tuo) Silek Lama

Ilmu gayuang milik Datuak Suri Dirajo dan kombinasi dengan tiga jenis Silek di atas, adalah menciptakan Silek jenis bervariasi dari pertahanan diri dari Tanah Basa (India Selatan). Menangkap semacam ini disebut Silek begitu Silek Langkah Tigo (langkah tiga Silek) atau Silek Usali daripada yang bernama Silek Tuo, pada dasarnya adalah sumber utama Gayuang atau paling terkenal dengan sasaran “Sajangka Duo Jari”

Sasaran
Sasaran (target) adalah tempat untuk mengajarkan murid (Anak Sasian) dari Silek. Ada beberapa cara atau beberapa persyaratan yang harus dilakukan terlebih dahulu sesuai dengan 'Alua jo Patuik', diantaranta berdarah pada sasaran dengan darah ayam.

Pendidikan berbasis Silek 'Tau di Garak jo Garik' (mengerti gerak gerik) yang memerlukan kesadaran dan keputusan yang solid sebagai nasihat sebagai berikut:

Tahu dibayang kato sampai

Tahu di tunggua kamanaruang

Tahu dirantiang kamalantiang

Alun bakilek alah bakalam


Artinya:

Tahu apa yang sedang dikatakan

Tahu apa yang bahaya

Tahu apa yang akan terluka

Berpikir secara mendalam sebelum suatu tindakan


Syarat menjadi 'Pandeka' (Pendekar) adalah mengetahui dari Garak jo Garik (tujuan dan tindakan). Garak di Minangkabau tidak berarti tindakan, ini berarti suatu tujuan atau isyarat. Atau dapat dikatakan dalam perasaan, sementara Garik berarti tindakan yang dapat terlihat sehingga dapat dihindari, dihentikan, ditangkap atau dikunci.

Pengaruh hukum adat adalah begitu kuat di Minangkabau yang benar-benar membantu dalam pembentukan jiwa Pendekar Minangkabau seperti:

Yang bajanjang batanggo turun naiak

Batatah babarih, jauah buliah ditunjuakkan

Dakek buliah dipacikkan, cancang mamampeh

Ndak lapuak dek hujan, ndak lakang dek paneh


Yang berarti:

- Hormat

- Penuh kepercayaan

- Kejujuran

- Loyalitas



sumber:kaskus

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Silat Di Minangkabau Dan Asal Usulnya (Bagian 4)"

Post a Comment