Jika Anda jalan-jalan sore
mencari angin di Jembatan Sitti Nurbaya di kawasan Muara Padang, Anda
dapat melihat gedung yang direkam dalam foto hasil jepretan tahun 1931
ini. Gedung ini terletak di salah satu kakinya yang berseberangan dengan
Gunung Padang, di Jalan Nipah. Gedung ini adalah salah satu bangunan tua peninggalan Belanda yang kini menjadi milik Bank Indonesia.
Seperti tertulis di
dinding bagian atasnya, gedung ini adalah kantor baru De Javasche Bank
di Padang. Kantornya yang lama, yang lebih sederhana, terletak dekat
Pantai Padang .
Pembangunan gedung ini
sudah direncanakan sejak 1912, tapi baru terlaksana sepuluh tahun
kemudian. Kendala utamanya adalah karena sulitnya mendapatkan izin dari
Pemerintah Kolonial karena kawasan Muara Padang pada waktu itu
dialokasikan untuk bangunan-bangunan yang terkait dengan pengembangan
pelabuhan laut Batang Arau.
Pada 31 Maret 1921 pembangunan gedung ini dimulai yang dikerjakan oleh kontraktor Hulswitt-Fermont-Cuypers Architechten & Engineeren Beureau dari Batavia. Lihatlah
model arsitekturnya yang sedikit mengambil gaya rumah pendopo Jawa.
Mungkin itu dimaksudkan untuk menanamkan simbol Jawa sebab gedung ini
memang milik De Javasche Bank (Bank Jawa) yang berpusat di Batavia.
Pintu-pintunya dibuat lebar dan tinggi bergaya Eropa. Di depannya ada
sebuah tugu kecil untuk mengenang Ir. W.H. de Greve, ahli pertambangan
Belanda, yang mati hanyut di Sungai Kuantan tahun 1872 (lihat: ‘Minang
Saisuak’, 5-6-2011). Ini karena areal dimana gedung ini dibangun
termasuk kawasan Taman De Greve, dan salah satu dermaga di Pelabuhan
Muara diberi nama De Grevekade, sebagai penghormatan kepada insinyur berbakat yang mati muda itu.
Pada 1925 pembangunan gedung ini
selesai dan segera ditempati oleh De Javasche Bank. Pada saat itu
Gubernur De Javashce Bank dijabat oleh Mr. L.J.A Trip (1924-1929).
Lihatlah suasana di depan gedung ini: ada sebuah bendi yang mungkin
sedang menunggu penumpang, customer bank ini. Di zaman itu naik bendi yang ditarik kudo balang tentu kurang lebih setara dengan naik sedan pintu balapik di zaman sekarang.
Pada 1 Juli 1953, menyusul
kemerdekaan Indonesia, fungsi dan operasi De Javasche Bank di seluruh
Indonesia diambil alih oleh Bank Indonesia (BI). BI menggunakan gedung
ini untuk operasionalnya sampai 1977.
Inilah salah satu bangunan bersejarah
yang masih tersisa di Padang sekarang. Sayang sekali, tugu De Greve di
depannya sudah tidak ada lagi. Pada 1998 gedung ini ditetapkan sebagai
salah satu cagar budaya kota Padang. Gedung ini sudah direnovasi pada
November 1999 - Agustus 2010. Mudah-mudahan Pemerintah Kota Padang dan
instansi-instansi terkait berusaha menjaga kelestarian gedung ini dan
selalu waspada terhadap orang-orang yang kecanduan menukar-nukar guling.
sumber: Suryadi - Leiden, Belanda. (Sumber foto: Tropenmuseum Amsterdam). | Singgalang, Minggu, 14 April 2013
0 Response to "Minang Saisuak #123 - Kantor Baru De Javasche Bank di Padang"
Post a Comment