Nagari Palembayan di Kabupaten Agam
adalah sebuah nagari yang sering juga disebut-sebut dalam
catatan-catatan klasik orang Belanda tentang Minangkabau. Nagari ini,
sebagaimana nagari-nagari lainnya di darek, ikut juga merasakah daguah-dagah
revolusi yang dibawa Kaum Paderi pada paroh pertama abad ke-19.
Islamisasi pedalaman Minangkabau dan gerakan puritanisme agama yang
dibawak Kaum Paderi terdengar nyaring di Palembayan.
Foto klasi yang kami turunkan dalam
rubrik ‘Minang Saisuak’ kali ini mengabadikan sebuah rumah ibadah di
Palembayan. Foto ini (20,2×26,5 cm.) dibuat oleh mar kodak Christian
Benjamin Nieuwenhuis sekitar 1892-1905. “Moskee in kampong Taboe, Palembajan”
(Mesjid di kampung Tabu, Palembayan), demikian judul foto ini tertera
dalam katalog Tropenmuseum Amsterdam, tempat foto ini disimpan. Pembaca
setiap rubrik ‘Minang Saisuak’ yang berasal dari Palembayan tentu dapat
menduka-duga di mana posisi mesjid ini dulunya. Yang jelas di salah satu
sisinya mengalir sungai kecil yang mengalirkan air rimba dingin yang
mungkin sangat sejuk dan menyegarkan. Kelihatan juga sebuah jembatan
kecil yang menghubungkan kedua sisi sungai kecil itu.
Arstitektur mesjid ini yang bergaya Bodi Caniago dengan konstruksi atap berupa tungkuih nasi bersusun. Ini menandakan bahwa orang Palembayan mungkin menganut kelarasan Bodi Caniago.
Saya tidak tahu apakah bekas-bekas bangunan mesjid ini masih ada di
Palembayan. Jika masih ada, tentu elok kalau direnovasi dan dipelihara.
Mudah-mudahan sungai kecil yang mengalir di sebelahnya masih tetap
mengalirkan air rimba yang sejuk dan segar.
Sumber:
0 Response to "Minang Saisuak #100 - Sebuah Mesjid di Palembayan"
Post a Comment