Kinari-kinari sajo / Kinari talatak di pambatang / Bukan kami kamari
sajo / Gadang mukasuik nan dijalang, demikian bunyi sebait pantun
Minangkabau yang mengingatkan kita pada Nagari Kinari.
Kinari adalah nama sebuah nagari daerah Solok. Nagari ini berjarak
sekitar 2 km dari Muaro Paneh dan sekitar 10 km. dari kota Solok. Nama
nagari ini, yang berada di punggung Bukit Barisan dan bertetangga dengan
Nagari Koto Anau, jelas diambil dari nama sejenis pohon yang disebut
kinari yang sangat mungkin banyak tumbuh di nagari ini sejak dulunya.
Nagari Kinari, yang memiliki dialek bahasa Minang yang khas, sering
disebut sebagai Nagari 1000 rumah gadang istilah yang saya dengar dari
anggota RantauNet Muchlis Hamid dan Armen Zulkarnain (organisator LPM
Marapalam). Di kiri-kanan labuah nan goloang di Nagari Kinari serta di
jerok-jerok jorongnya dapat ditemukan banyak rumah gadang yang sebagian
besarnya masih berdiri sampai kini.
Rubrik Minang Saisuak kali ini menurunkan satu foto klasik tentang
satu keluarga dari Kinari. Foto yang aslinya berukuran 20,6×26 cm. ini
dibuat sekitar tahun 1895. Foto ini memperlihatkan satu keluarga yang
kelihatannya cukup terpandang di Kenagarian Kinari, Solok. Di latar
belakang terlihat sebuah rumah gadang yang rancak dengan rankiang
baririk di halamannya. Tidak disebutkan dari keluarga datuk mana para
lelaki, perempuan, dan anak-anak yang terekam dalam foto ini berasal.
Namun, dari pakaian mereka dapat dikesan bahwa mungkin salah seorang di
antaranya (yang berpakaian putih) bekerja dalam jajaran Department
Binnenlandsch Bestuur (BB) kolonial di zaman itu. Foto ini juga merekam
pakaian adat kaum wanita Kinari atau Solok pada umumnya. Nagari Kinari,
dengan keunikan alam dan budayanya, serta warisan rumah gadangnya yang
masih terjaga, mungkin pantas dipromsikan menjadi salah satu daerah
tujuan wisata budaya di Sumatra Barat.
Suryadi Leiden, Belanda. (Sumber foto: Tropenmuseum Amsterdam).
sumber:http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/949
0 Response to "Minang Saisuak #91 - Satu Keluarga dari Kinari, Solok"
Post a Comment