Kota Padang Panjang (ada yang menulis
Padangpanjang) rupanya sudah lama menjadi kota wisata. Sejak zaman
kolonial kota ini sudah menjadi tempat tetirah bagi orang-orang berduit
untuk menghirup hawa segar sambil melepas kepenatan akibat rutinitas
kerja sehari-hari. Udara kota Padang Panjang yang sejuk sangat cocok
untuk itu. Letaknya yang tidak begitu jauh dari kota Padang juga
menjadikan kota ini sebagai alternatif untuk berwisata bagi warga kelas
atas yang tinggal ibu kota Sumatra’s Westkust itu.
Padang Panjang dengan alamnya yang indah dan hawanya yang sejuk segar sangat potensial dijadikan kota wisata. Lereng-lereng
perbukitannya yang menawan dan hijau menyejukkan mata memandanganya.
Kalau kita punya kemauan, Padang Panjang bisa dijadikan sebagai kota
untuk konferensi-konferensi dan pertemuan-pertemuan regional, bahkan
internasional. Kota ini bisa menjadi daerah peristirahatan bergengsi.
Tapi itu jelas pemerlukan pemikiran yang berorientasi jauh ke depan.
Kali ini rubrik Minang Saisuak
menurunkan satu foto yang mengabadikan sebuah vila mewah yang bertaman
luas di Padang Panjang pada akhir abad ke-19. Foto ini dibuat oleh
perusahaan fotografi Woorbury & Page yang sangat terkenal
di Hindia Belanda di zamannya. Foto yang berukuran 18,7 x 23,7 cm. ini
dibuat sekitar 1875. Waktu itu akses jalan dari pantai barat ke
pedalaman Minangkabau lewat Padang Panjang sudah makin baik menyusul
rencana besar pemerintah kolonial Belanda membuat jalur kereta api yang
menghubungkan darek dan Padang yang tujuan utamanya untuk mengangkut produksi batubara dari Ombilin.
Kurang jelas apakah masih ada sisa bangunan
vila mewah ini sekarang. Yang pasti, kalau masih ada bangunan-bangunan
kuno di Padang Panjang, sebaiknya dilestarikan dan dijadikan ciri khas
kota itu. Kota yang menyimpan sejarahnya pasti jauh lebih menarik dari
kota-kota yang hanya menyajikan euforia modernisme yang tidak
berkeruncingan.
sumber:http://niadilova.blogdetik.com
0 Response to "Minang Saisuak #109 - Sebuah Vila di Padang Panjang"
Post a Comment