Pesta rakyat adalah tradisi yang
eksis dan dapat dijumpai dalam berbagai kelompok masyarakat di dunia.
Jika ditinjau secara filosofis, pesta rakyat sebenarnya adalah satu klep
yang digunakan oleh kelas penguasa untuk mereduksi kritisisme kawula
sekaligus untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Rakyat dihibur dengan
aneka mainan dan simbil-simbol kebesaran penguasa diperlihatkan lewat
pawai-pawai. Rakyat dilenakan dengan pesta-pesta.
Di Indonesia tradisi pesta rakyat
berbeda-beda antara satu etnik dan etnik lainnya. Demikianlah umpamanya,
ada pesta rakyat yang disebut alek nagari di Minangkabau. Selain itu, juga ada pesta rakyat yang dulu diperkenalkan oleh pemerintah kolonial yang biasa disebut pasar malam. Konsep pasar malam sebenarnya lebih mirip dengan pesta kermis di Belanda. Ada banyak permainan yang ditampilkan dan juga ada berjenis-jenis makanan rakyat yang dijual.
Rubrik Minang Saisuak kali ini
menampilkan sebuah foto klasik yang mengabadikan satu pesta rakyat di
Sawah Lunto. Judul foto ini adalah Volksfeest voor het kantoor van de Ombilin steenkoolmijnen in Sawahloento
(Pesta rakyat untuk kantor Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto).
Tampaknya, ini adalah rekaman visual peresmian kantor pusat administrasi
Tambang Batu Bara Ombilin yang gedungnya terlihat dalam foto ini. Foto
yang berukuran 8,6 x 13,8 cm. ini dibuat sekitar 1915-1925. Tidak
disebutkann siapa mat kodaknya.
Dalam foto ini kelihatan orang
banyak sedang menonton. Tapi kurang jelas tontonan apa yang sedang
mereka saksikan. Terlihat juga beberapa pejabat orang Belanda (kulit
putih) di latar depan. Pakaian dan posisi mereka dalam
pertemuan-pertemuan di ruang publik merefleksikan segregasi kelas sosial
antara penguasa dan kawula di zaman itu. Di zaman kemerdekaan ini arwah
kolonial seperti itu mestinya sudah hapus, tapi kenyataannya banyak
elit penguasa malah berperilaku lebih congkak dari penguasa kulit putih
di zaman kolonial dulu.
sumber:http://niadilova.blogdetik.com
0 Response to "Minang Saisuak #110 - Sebuah Pesta Rakyat di Ombilin"
Post a Comment