Minang Saisuak #140 - Jam Gadang Bukittinggi (c.1930)

Jam Gadang boleh dibilang telah menjadi ikon kota Bukittinggi khususnya dan Sumatra Barat pada umumnya. Monumen peninggalan zaman kolonial ini selesai dibangun tahun 1926, pada masa Fort de Kock (nama kolonial Bukittinggi) diterajui oleh Rook Maker. Jam itu merupakan hadiah dari Ratu Belanda, Juliana, kepada Rook Maker atas jasanya menyukseskan pemerintahan kolonial Belanda di Bukittinggi. Arsitek pembangunan Jam Gadang ini adalah orang Minang sendiri, yaitu Yazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunan Jam Gandang ini menghabiskan biaya 3000 gulden (lih.: http://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang). 

Puncak Jam Gadang sudah tiga kali bertukar. Pada awalnya puncaknya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke timur. Pada zaman pendudukan Jepang, puncaknya diubah menjadi bentuk pagoda. Selanjutnya, sejak Indonesian merdeka, bentuk puncaknya berupa gonjong ala Rumah Gadang Minangkabau (ibid.), sebagaimana dapat dilihat sampai sekarang. Perubahan yang terjadi pada bentuk puncak Jam Gadang itu merekam gerak sejarah dan percaturan politik di Indonesia selama dua abad.

Foto klasik Jam Gadang yang kami tampilkan dalam rubrik Minang Saisuak’ minggu ini merekam national heritage ini dengan puncaknya dalam bentuk yang awal/pertama. Foto ini dibuat lebih awal dari tahun 1933. Adanya patung ayam jantan di puncaknya menunjukkan tradisi yang dibawa dari Belanda. Di banyak rumah tua Belanda sering ditemukan patung ayam jantan di bubungannya.

Sebagai ikon sejarah, Jam Gadang, harus terus dipelihara. Sampai sekarang, taman di sekitar kaki Jam Gadang ini masih lumayan terawat baik, walau kadang-kadang dipenuhi oleh pedagang asongan. Kadang-kadang pengunjung belum sadar untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Juga pernah terdengar keluhan tentang fasilitas toilet di komplek Jam Gadang ini yang kurang bagus. Kita berharap semoga Pemerintah Kota Bukittinggi tetap melestarikan warisan sejarah yang penting ini. 



sumber: Suryadi - Leiden, Belanda. (Sumber foto: Tropenmuseum, Amsterdam) | Singgalang, Minggu, 29 Sept 2013

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Minang Saisuak #140 - Jam Gadang Bukittinggi (c.1930)"

Post a Comment