Dalam rubrik Minang Saisuak
edisi Minggu 10 November 2013 sudah kami turunkan foto sekelompok
jemaah haji asal Kerinci. Seperti sudah diinformasikan juga dalam rubrik
itu, Konsulat Belanda di Jeddah (berdiri 1869) sengaja membuat
foto-foto jemaah haji asal Hindia Belanda atas instruksi Prof. Snouck
Hurgronje, penasehat Pemerintah Hindia Belanda yang menjadi guru besar
di Universitas Leiden.
Rubrik Minang Saisuak
kali ini menurunkan lagi satu foto dari korpus itu. Foto ini
mengabadikan dua orang jemaah haji asal Minangkabau, tepatnya dari
Solok. “Dubbelportret van twee hadji’s (hajs) uit Solok in het Nederlandse Consulaat in Jeddah”, demikian judul kodak tua ini.
Entah siapalah orang Solok yang
punya nenek moyang dua orang lelaki ini. Sayangnya, nama mereka tidak
disebutkan. Jika saja pas haji yang ada di tangan kedua orang ini masih
tersimpan di satu museum atau perpustakaan di Belanda sekarang, dan bisa
dilacak, tentu kita tahu siapa nama kedua orang ini beserta data
lainnya tentang diri mereka.
Mengutip deskripsi Tropenmuseum Amsterdam tentang foto ini, dikatakan bahwa foto ini adalah potret ganda dua jamaah haji dari Solok (Sumatra) dengan pas haji di tangan. Foto ini dibuat di Konsulat Belanda di Jeddah akhir 1884.
Di Jeddah Snouck Hurgronje berkonsentrasi pada pengumpulan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai jamaah haji yang datang dari berbagai daerah
di kepulauan Indonesia. Semua jamaah haji difoto di halaman Konsulat.
Di latar belakang foto-foto terlihat tanaman yang sama, jendela dan
lantai Konsulat juga kelihatan.
Sesi pemotretan terhadap jemaah
haji Hindia Belanda itu digunakan oleh Snouck untuk mendapatkan
informasi. Dalam pembicaraan dengan para jemaah, Snouck berusaha
memperoleh sebanyak mungkin informasi mengenai kehidupan beragama di
tempat asal mereka. Bagaimana kaitan ajaran agama dengan situasi
regional dan struktur sosial masyarakat setempat, buku teks yang
digunakan, dan lain sebagainya.
Pendek kata, kesempatan itu
digunakan untuk memata-matai jemaah haji Hindia Belanda. Maksudnya tiada
lain agar potensi mereka untuk mengganggu hegemoni penjajahan Belanda
di Indonesia dapat dieliminir.
Maka berbahagialah jemaah haji
Indonesia di zaman kini. Mereka tidak lagi dimata-matai oleh pihak
tertentu. Tapi mereka yang pergi (bolak-balik) ke Mekah pakai uang
korupsi pasti tetap dimata-matai oleh para penasehat Allah Yang Maha
Kuasa. Hati-hatilah!
sumber : Suryadi - Leiden, Belanda. (Sumber foto: Tropenmuseum Amsterdam) | Singgalamg, Minggu, 8 Desember 2013
0 Response to "Minang Saisuak #146 - Jemaah Haji asal Solok di Jeddah (1884)"
Post a Comment