Ketika alam murka, tak sanggup manusia untuk melawannya. Manusia hanya bisa mengeluh, tanpa pernah sadar, alam juga marah karena prilaku manusia itu sendiri. Ketika alam murka, apa saja bisa hancur dalam waktu singkat. Alam yang selama ini dikelola dengan seenaknya, juga bisa menumpahkan kekesalan ketika manusia kian serakah.
Menarik pernyataan Walikota Fauzi Bahar tentang banjir bandang yang melanda Padang. Menurut walikota, banjir bandang merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi. Selama ini, kalau pun hujan lebat, paling Padang terendam. Tidak sampai pada banjir bandang yang begitu hebat.
Walikota pun menyebut, banjir karena penebangan liar. Di sinilah titik temu persoalan. Selama ini, sekelompok orang hanya berpikiran soal keuntungan dari alam. Hutan dibabat tanpa kendali, tanpa pernah menghiraukan akibat yang akan ditimbulkan. Sekarang masyarakat sedang kesusahan karena rumah hanyut, adakah para penebang itu merasa bertanggung jawab?
Alam bukan benda mati. Bila dikelola secara serampangan, dia akan murka. Sebab, alam merupakan sebuah ekosistem yang berkaitan satu sama lain. Bila keseimbangan alam terusik, maka bencana yang akan tiba.
Kini, saatnya kita tumbuhkan kesadaran kolektif untuk bersahabat dengan alam. Masyarakat harus turut serta menjaga alam. Bila ada pihak tertentu yang mengeruk keuntungan, maka tugas masyarakat pula untuk mengambil tindakan. Jangan biarkan pembalakan atau perusakan hutan terjadi. Sebab, bila dibiarkan, maka risiko yang ditimbulkan akan sangat besar.
Dalam konteks banjir bandang di Padang, Selasa (24/7), terjadi karena alih fungsi lahan di bagian hulu sungai. Kawasan Limau di Manis menjadi daerah terbuka karena penebangan.
Hutan di Limau Manis merupakan daerah hulu bagi Batang Kuranji dan Batang Arau. Alih fungsi juga karena pembangunan pemukiman. Selama ini, tata ruang tak jadi perhatian.
Memang seharusnya segera dilakukan penghijauan di hutan kawasan Limau Manis.
Alam merupakan warisan generasi mendatang. Kewajiban generasi sekarang untuk menjaganya. Kita tentu tak ingin di masa depan terulang lagi banjir bandang di Padang.
Lihat akibat yang ditimbulkan, banjir memutuskan jembatan. Menggenangi rumah warga, merusak lahan pertanian dan sarana publik lainnya.
Kita harus arif dengan alam. Jangan lagi lakukan perusakan. Mereka yang terlibat dalam pembalakan liar, harus ditangkap dan diadili.
Jangan lindungi lagi pihak tertentu yang merusak alam. Sungguh tak adil, keuntungan hanya dinikmati sekelompok orang, sementara penderitaan dialami banyak orang.
Marilah kita cintai alam.
sumber : singgalang