Minang Saisuak #11. Pedati dan Lumbuang Bapereang

suryadi-minang-saisuak-11-pedati-dan-lumbuang-bapereang


PEDATI dan LUMBUNG BAPEREANG adalah lambang kemakmuran Minangkabau masa lampau, seperti dapat dikesan pada foto tua ini. Lumbung padi (rangkiang), baik ‘sibayau-bayau’maupun ‘sitangka lapa’ selalu penuh dengan gabah sepanjang tahun, sementara pedati hilir mudik melintasi nagari-nagari membawa berbagai macam hasil bumi. Lihat dinding lumbung padi yang kelihatan agak membuncit dalam foto ini, pertanda di dalamnya penuh sesak dengan bulir padi “makanan urang tigo luhak”. Foto ini dibuat oleh C. Nieuwenhuis tahun 1900 di daerah Batipuah, Tanah Datar, salah satu daerah subur di dataran tinggi Minangabau. Sama seperti kendaraan truk sekarang, pedati zaman dulu juga dihiasi dengan berbagai aksesori, terutama sekali apa yang disebut ‘padati ka darek’.

Tukang pedati pada umumnya pintar dalam seni bela diri alias pendekar. Mereka tampil dengan pakaian parewa yang khas, dengan baju bauba, celana galembong, deta (destar), cincin akiak besar di jari dan belati tajam tersisip di pinggang. Kini, di tengah deru mesin berbagai jenis motor modern yang membawa polusi, rasanya kita rindu mendengarkan kembali laguah lagah bunyi pedati yang ditarik oleh kerbau lokoh. Bunyi gentanya yang mendayu-dayu terkadang membuat hati terhiba, seperti rindu yang tak tahu hendak kemana dikatakan. Dan lampu lantera-nya yang bersinar temeram menjadi pertanda bagi orang lalu di malam hari.

sumber

Subscribe to receive free email updates: