Pada tahun tahun 1914, selama empat
bulan (22 Agustus - 22 November), Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
mengadakan Pameran Kolonial di Semarang. Dalam pameran itu berbagai
unsur budaya dari etnis-etnis yang hidup di Hindia Belanda
dipertunjukkan, tidak terkecuali Minangkabau.
Rubrik Minang Saisuak kali ini menurunkan foto klasik yang mengabadikan Paviliun Minangkabau dalam Pameran itu. ‘Paviljoens en gebouwtjes, waaronder rechts een rijstschuur, in Minangkabaustijl op de Koloniale Tentoonstelling te Semarang’, demikian judul foto ini tercatat di koleksi KITLV Leiden, Belanda. Terlihat satu miniatur rumah gadang dengan rangkiang-nya.
Pada dekade-dekade terakhir abad
ke-19 sampai tahun 1930-an, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda sering
mengorganisir pameran-pameran lintas etnis yang tujuannya untuk
menggerakkan ekonomi rakyat dan juga untuk memperoleh tambahan pajak
untuk mengisi kas Pemerintah. Selain itu, pameran-pameran seperti itu
juga dimaksudkan untuk mempromosikan produk-produk ekonomi Hindia
Belanda dan sekalian untuk mempromosikan budaya-budaya lokal. Tujuannya
tiada lain untuk mencari pemasukan finansial bagi Pemerintah melalui
produk ekspor dan pariwisata. Selain Pameran Kolonial yang berskala
relatif besar, sering juga diadakan apa yang disebut sebagai kegiatan ‘pasar malam’ di berbagai kota.
Pameran Kolonial yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda bahkan juga diadakan di luar negeri (di Eropa). Sejarah
promosi produk budaya dan ekonomi oleh kolonialis Belanda di luar
negeri ini sudah ditulis dengan lengkap oleh Marieke Bloembergen dalam
bukunya Colonial spectacles: The Netherlands en the Dutch East Indies in the world exhibitions, 1880-1931 (translator: Beverly Jackson). Singapore: NUS Press, 2006 (aslinya dalam bahasa Belanda). Dalam Colonial Exposition di Amsterdam tahun 1883, misalnya, paviliun Minangkabau juga ada.
Sadar atau tidak, saya kira, pameran-pameran
kolonial seperti itu juga menumbuhkan rasa keindonesiaan awal, sebab
dalam forum seperti itu representasi masing-masing etnis mendapat
kesempatan untuk berkenalan satu sama lain.
sumber : Suryadi - Leiden, Belanda. (Sumber foto: KITLV Leiden) | Singgalang, Minggu, 12 Januari 2014
0 Response to "Minang Saisuak #149 - Paviliun Minangkabau di Pameran Kolonial Semarang"
Post a Comment