Minang Saisuak #150 - Wali Nagari Lubuak Bagaluang Syamsuddin (1949)

Di zaman sekarang, adalah sesuatu yang sudah dianggap biasa jika kita melihat foto walinagari terpajang di halaman koran, khususnya mereka yang sedang dilantik oleh Bupati setempat. Sebagai unsur terendah dalam administrasi pemerintahan di Sumatra Barat (sebelum desa dibentuk di Zaman Orde Baru dan di Zaman Reformasi) walinagari jarang mendapat perhatian media, kecuali kalau ada kejadian-kejadian yang agak luar biasa terjadi di nagarinya.

Oleh sebab itu pula, jarang kita mendapatkan catatan tertulis dan visual tentang seorang walinagari yang pernah memimpin sebuah nagari. Kalau kita berkunjung ke sebuah kantor walinagari, jarang pula kita lihat foto-foto walinagari yang pernah mengepalai nagari tersebut dipajang di kantor itu, tidak seperti di kantor-kantor pemerintahan di tingkat yang lebih tinggi (seperti bupati/walikota, gubernur, kedutaan, kementerian, dan presiden) yang memajang foto pejabat-pejabat yang sedang memerintah dan juga yang memerintah sebelumnya. 

Dalam konteks itulah foto yang kami turunkan dalam rubrik Minang saisuak kali ini agak terasa istimewa. Foto ini mengabadikan wajah Walinagari Lubuak Bagaluang yang menjabat di akhir tahun 1940-an. Mungkin inilah salah satu dari rekaman visual yang sangat langka tentang walinagari di Minangkabau yang menjabat di tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia. Banyak walinagari lain tidak akan pernah kita ketahui raut wajah dan riwayat hidupnya karena tidak ada foto-foto yang ditinggalkan dan juga tidak catatan tertulis mengenai mereka.

Foto ini berjudul Te Loeboek Bargaloeng (Padang) werd onlangs een districtskantoor geopend. Deze opening ging met verschillende feestelijkheden gepaard. De Kepalla Nogiri Sjamsjoeddin sprak enkele woorden tot de bevolking’. Jadi, yang sedang berpidato dalam foto ini adalah Syamsuddin, Walinagari Lubuak Bagaluang, saat peresmian Kantor Distrik di Lubuak Bagaluang. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1949. Dalam kesempatan itu diadakan pesta keramaian untuk rakyat (alek nagari). Terlihat walinagari Syamsuddin tampil cukup necis: pakai baju kemeja, lengkap dengan dasi dan kopiah beludrunya. Beliau tampaknya cukup pede berpidato di belakang mikrofon yang pada waktu itu tentu masih jarang disentuh oleh walinagari-walinagari lain. 

Foto ini tentu dapat mengembalikan kenangan warga Lubuak Bagaluang, khususnya generasi tuanya, ke masa silam, lebih khusus lagi keturunan Walinagari Syamsuddin, jika masih ada sekarang. Lebih dari itu, foto ini tentu dapat menginspirasi jajaran pemerintahan nagari di Sumatra Barat untuk membuat dokumentasi yang bagus (tertulis dan visual) mengenai walinagari-walinagari yang pernah memimpin nagari masing-masing. Dokumentasi yang rapi di tingkat nagari tentu sangat bermanfaat bagi pemerintah dan juga bagi ilmu pengetahuan.
sumber: Suryadi - Leiden, Belanda. | Singgalang, Minggu, 19 Januari 2014

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Minang Saisuak #150 - Wali Nagari Lubuak Bagaluang Syamsuddin (1949)"

Post a Comment