Minang Saisuak #95 - Pesta keramaian orang Nias di Padang


2b54c9e0cf666448d883e321ec9e6c3a_minang-saisuak-pesta-keramaian-orang-nias-di-padang


Dalam rubrik Minang Saisuak edisi Minggu, 25 Maret 2012, kami sudah menurunkan satu foto tentang tarian orang Nias di Padang. Di nomor ini kami sajikan lagi satu dokumentasi visual tentang pesta keramaian yang diadakan oleh saudara-saudara kita dari Pulau Nias itu.

Imigran dari Nias termasuk pendatang paling awal yang menghuni kota Padang. Konon mereka sudah sampai ke Padang sejak zaman kejayaan Aceh di abad ke-16 (atau mungkin lebih awal lagi). Namun, tampaknya mereka bukan melakukan migrasi spontan. Walaupun orang Nias tinggal di pulau-pulau di pantai barat Sumatra (pulau utama: Pulau Nias), tampaknya kehidupan mereka lebih berorientasi darat dan mereka tidak begitu pintar dalam tradisi pelayaran. Banyak orang Nias yang sampai ke pantai barat pulau Sumatra dibawa oleh orang-orang Aceh. Kaum bangsawan pantai, seperti di Pariaman dan Padang, mengolah tanah-tanah mereka dengan bantuan tenaga budak, yang umumnya didatangkan dari Pulau Nias.

J.T. Nieuwenhuisen dan H.C.B. Rosenberg (1863) mengatakan bahwa tradisi bekerja untuk orang lain penebus hutang, gadai, atau jadi budak sudah merupakan tradisi dalam kehidupan orang Nias di kampung halaman mereka. Tampaknya budaya mereka itu dimanfaatkan oleh orang-orang luar, seperti orang Aceh. Banyak di antara mereka menjadi orang yang tergadai karena tak mampu membayar utang (pandeling; semacam perbudakan terselubung). Beberapa surat dari raja-raja lokal di pantai barat Sumatra (seperti Singkil, Trumon, Susoh, Bulusama, dll.) yang kini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, menunjukkan bahwa orang Aceh sering merompak perkampungan-perkampungan di Pulau Nias dan secara paksa membawa penduduknya ke pantai barat Sumatra untuk dijual kepada orang-orang kaya guna dipekerjakan di pelabuhan, di perkebunan dan sebagai jongos dan babu (De Stuers 1850, II:68). Dalam perjalanan waktu, akhirnya komunitas pendatang dari Pulau Nias ini menjadi bagian dari masyarakat Minang di pantai barat Sumatra. 

Judulnya foto di atas (9×12 cm.) adalah: Niasser feesten met grote poppen te Padang, Sumatra (Pesta orang Nias dengan boneka besar di Padang, Sumatra). Tarikh pembuatan foto ini dan mat kodaknya tidak jelas. Tapi dengan melihat gaya pakaian orang-orang yang terekam dalam foto ini dapat diperkirakan bahwa foto ini mungkin dibuat pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Kurang jelas juga apakah foto ini diambil di perkampungan orang Nias Palinggam dan Seberang Padang atau di enclave pemukiman mereka Kenagarian Tanjuang Basuang, Kabupaten Padang Pariaman.

Tradisi membuat boneka besar cukup menonjol pada bangsa-bangsa penghuni berbagai kepulauan di Samudera Hindia dan Pasifik. Foto ini mengingatkan kita pada situs-situs arkeologis yang ditemukan pada suku-suku di Kepulauan Melanesia dan Mikronesia. Mungkin ada ahli kebudayaan Nias (seperti Dr. Anatona Gulo, dll.) yang tahu nama boneka besar ini dan makna simbolisnya dalam kebudayaan Nias. 



sumber:http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/963

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Minang Saisuak #95 - Pesta keramaian orang Nias di Padang"

Post a Comment