Pada bulan Maret 1916 Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Earl Johan Paul van Limburg Stirum melakukan
kunjungan resmi ke Sumatras Westkust. Van Limburg Stirum menjabat
Gubernur Hindia Belanda dari tahun 1916-1921. Rombongan besar orang
penting dari Batavia itu sampai di Emmahaven (kini: Teluk Bayur) dengan
menumpang kapal Insulinde. Mereka disambut bagai raja dan dielu-elukan
oleh kawula. Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum menginap beberapa hari
di Padang sebelum meneruskan lawatan resminya ke Tapanuli dengan naik
oto lewat jalan darat melewati Pasaman.
Foto klasik yang kami turunkan
dalam rubrik Minang Saisuak kali ini merekam salah satu aspek yang
terkait dengan kesibukan para pejabat Sumatras Weskust dalam menyambut
kedatangan Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum itu. Foto ini
memperlihatkan sebuah gaba-gaba besar gerbang kata orang sekarang yang sengaja dibuat untuk menyambut kedatangan Sang Gubernur Jenderal di Ranah Minang. Gaba-gaba
ini dibangun mengapit jalan raya ketika hendak memasuki kota Padang.
Posisinya mungkin di muka Jembatan Muaro Panyalinan sekarang. Kelihatan
terpampang ucapan selamat datang dalam bahasa Belanda Welkom te Padang
yang ditulis dengan huruf besar. Di kiri kanan bagian atas gaba-gaba tersangkut bendera tigo corak.
Sebagaimana halnya bila orang penting dari pusat datang ke daerah, seluruh pejabat daerah kasak-kusuk dan repot dibuatnya: gaba-gaba didirikan, jalan-jalan cepat di-tumbok, yang busuk-busuk ditaruh ke kungkuangan
dapur, yang cantik-cantik dan harum-harum ditaruh di depan rumah.
Ingatlah misalnya kebiasaan yang sama yang berlaku di Zaman Orde Baru
yang, sampai batas tertentu, masih berlaku di Zaman Reformasi ini.
Dengan membaca kisah ini Anda dapat mengerti kini bahwa tradisi tunggang-tunggik
pejabat daerah bila dikunjungi oleh pejabat pusat itu sudah merupakan
warisan dari Zaman Kolonial jauh di masa lampau. Namun belum diperoleh
data apakah pendirian gerbang Welkom te Padang untuk menyambut Gubernur
Jenderal Van Limburg Stirum ini sudah mendapat izin atau belum dari
Walikota Padang pada waktu itu.
Suryadi Leiden, Belanda. (Sumber foto: Tropenmuseum Amsterdam).
sumber:http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/956
0 Response to "Minang Saisuak #93 - Gaba-gaba menyambut Tuan Limburg Stirum di Padang"
Post a Comment